Profil Soeharto: Pahlawan Nasional dengan Kontroversi Menghiasi

Herbberger.com – Prabowo Subianto, Presiden ke-8 Republik Indonesia, memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto dalam sebuah upacara yang diadakan di Istana Negara pada 10 November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional. Penghargaan ini menegaskan posisi Soeharto sebagai tokoh penting dalam sejarah pembangunan Indonesia, di mana ia menjabat sebagai presiden kedua selama lebih dari tiga dekade, dari 1967 hingga 1998.

Soeharto lahir pada 8 Juni 1921, di Kemusuk, Yogyakarta. Ia memulai karier militernya dengan bergabung dengan Koninklijk Nederlands Indische Leger (KNIL) sebelum menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Soeharto dikenal sebagai figur kunci dalam penumpasan Gerakan 30 September (G30S) pada tahun 1965 dan mengambil alih kekuasaan setelah menerima Surat Perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno.

Masa pemerintahan Soeharto, yang dikenal sebagai Orde Baru, ditandai dengan berbagai program pembangunan yang sukses, seperti Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan pelaksanaan program Keluarga Berencana. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dalam sektor ekonomi dan infrastruktur, yang membuatnya dijuluki “Bapak Pembangunan.”

Meski sukses dalam pembangunan, periode ini juga diwarnai oleh sejumlah kontroversi, termasuk pelanggaran hak asasi manusia yang berat, penangkapan tanpa proses hukum, serta pembatasan kebebasan berpendapat. Kerusuhan Mei 1998 dan krisis moneter Asia menjadi puncak dari ketegangan yang berujung pada pengunduran diri Soeharto.

Soeharto meninggal pada 27 Januari 2008, mengakhiri perjalanan hidupnya yang dipenuhi dengan pencapaian sekaligus kontroversi. Warisannya, baik dalam konteks pembangunan maupun pelanggaran hak asasi manusia, tetap menjadi topik perdebatan di masyarakat hingga kini.