Jakarta, 17 Juni 2025 – Bank Dunia resmi mendukung paket pembiayaan infrastruktur senilai USD 2,13 miliar, termasuk proyek seawall Pantura senilai USD 80 juta, sebagai bagian strategi menangani ancaman rob dan penurunan tanah di Pantai Utara Jawa.
Proyek seawall Pantura—sebuah tanggul laut raksasa sepanjang ±500 km dari Banten hingga Gresik—menjadi salah satu unggulan dalam kerangka besar pertahanan pantai utara Jawa. Bank Dunia turut serta bersama lembaga seperti IFC dan ADB dalam paket pembiayaan yang juga mencakup pembangunan infrastruktur pengendalian banjir dan adaptasi iklim .
Presiden Prabowo Subianto menyatakan pembangunan tak akan tertunda lagi, dengan pemerintah RI bahkan membentuk Satuan Tugas dan akan mendirikan Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa untuk mempercepat implementasi. Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan, meski anggaran tahap awal terbatas, proses tetap dilanjutkan, khususnya di Teluk Jakarta dengan kebutuhan sekitar USD 8–10 miliar.
AHY (Menko Infrastruktur) menyampaikan, proyek ini bukan sekadar tembok laut, tapi solusi sistemik untuk melindungi eksistensi masyarakat pesisir dan menjaga ekosistem Pantura. Kolaborasi internasional, termasuk keahlian Belanda, juga diharapkan dalam pengelolaan teknis dan pendanaan proyek berkelanjutan ini.
Dengan dukungan bank multilateral semacam Bank Dunia dan kesiapan pemerintah, proyek seawall Pantura menjadi tonggak penting dalam strategi adaptasi iklim nasional. Keberhasilan tahap awal akan menentukan masa depan kawasan pesisir utara Jawa dalam melawan rob dan penurunan tanah.