30 Juni 2025 – Fenomena netizen Indonesia rating hutan Amazon mendapat sorotan tajam. Fenomena terjadi sebagai protes digital terhadap insiden tragis di Gunung Rinjani yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, serta tanggapan warganet Brasil yang memberi rating serupa pada Gunung Rinjani. Aksi ini memperlihatkan betapa cepat opini publik bisa menyebar dan berbalik di platform daring seperti Google Maps.
Aksi Balasan Digital oleh Netizen Indonesia
Sehari setelah rating negatif dilayangkan warganet Brasil terhadap Gunung Rinjani, netizen Tanah Air melakukan serangan balik: memberikan rating bintang 1 pada “Hutan Amazon” di Google Maps. Aksi ini terlihat jelas sejak 29 Juni 2025. Komentar satir seperti “banyak nyamuk” hingga peringatan “tempat berbahaya” muncul di halaman ulasan, menandakan reaksi protes digital yang terkoordinasi.
Komentar Satir dan Pesan Protes
Banyak pengguna menyisipkan komentar bernada sinis, misalnya memperingatkan akan ular dan bahaya. Salah satu komentar menyebut: “Tidak bagus, banyak ular anaconda dan banyak memakan korban,” mencerminkan sentimen negatif berlebihan demi menunjukkan ketidakpuasan terhadap ulasan yang dilakukan warganet Brasil.
Skala dan Durasi Respons
Meskipun rating kolektif ini menurunkan skor Hutan Amazon sementara, nilai dari ribuan ulasan tetap stabil di angka rata-rata 4,0 dari 12.528 review sebelum protes berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa meski ramai, efek jangka panjang terhadap citra kawasan diperkirakan terbatas.
Latar Belakang Insiden Juliana Marins di Gunung Rinjani
Pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26), dikabarkan tewas setelah jatuh ke dalam tebing sedalam 600 meter di Gunung Rinjani pada 21 Juni 2025. Proses evakuasi yang berlangsung empat hari terkendala medan ekstrem, kabut tebal, dan cuaca buruk. Tubuhnya ditemukan pada 24 Juni setelah penggunaan drone dan tim penyelamat darat.
Kritik dari Netizen Brasil
Warganet Brasil mengecam lambannya proses penyelamatan, menyebut kurangnya kesiapan dan koordinasi. Ulasan di Google Maps menyoroti ketidakprofesionalan dalam penyelamatan dan pembukaan jalur pendakian kembali terlalu cepat. Salah satunya menyampaikan: “Karena sama sekali tidak siap… tidak memberikan bantuan kepada Juliana Marins yang meninggal.”
Perang Rating Jadi Arena Politik Opini Daring
Fenomena ini menyoroti perubahan cara warganet melancarkan protes: lewat platform ulasan seperti Google Maps.
Efektivitas Protes Digital
Walaupun rating negatif bisa merusak reputasi kawasan wisata, ancaman jangka panjangnya terbatas. Pakar menilai tren ini berpotensi menciptakan bias persepsi, tetapi pengaruh nyata terhadap pariwisata masih perlu diverifikasi. Platform seperti ini kini jadi medan baru diplomasi digital, di mana rating bukan sekadar nilai, melainkan suara protes.
Risiko Eskalasi Opini
Jika berlanjut, perang rating antarnegara bisa menghambat pemulihan citra pariwisata dan memicu konflik digital yang lebih memperuncing ketegangan warganet lintas budaya.
Kesimpulan Protes Digital Ratings
Protes netizen Indonesia lewat rating bintang 1 untuk Hutan Amazon merupakan contoh terbaru “perang opini digital” yang berbasis platform ulasan. Dimulai dari kematian Juliana Marins dan ulasan negatif warganet Brasil terhadap Rinjani, kini menjadi bumerang dengan sasaran politik digital. Meski dampak nyata belum terukur, fenomena ini menandai pergeseran strategi publik dalam menyuarakan kritik. Warganet kini beralih dari media sosial ke channel yang lebih publik seperti Google Maps—menjadikan rating bukan hanya angka, tetapi instrumen protes politik.