Jakarta – Dalam sebuah pernyataan, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, mengimbau seluruh jajaran terkait di Indonesia untuk bersiaga menghadapi kemungkinan munculnya tsunami akibat Gempa berkekuatan 8,7 magnitudo terjadi di wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu, 30 Juli 2025, sekitar pukul 06.24 WIB.
Budi menjelaskan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ada potensi naiknya muka air laut hingga sekitar 0,5 meter di beberapa wilayah Indonesia. Meskipun dampaknya belum sepenuhnya dipastikan, Budi menegaskan pentingnya pemantauan khusus terhadap daerah-daerah yang dianggap rawan.
Wilayah yang perlu mendapatkan fokus pemantauan lebih lanjut antara lain Papua, Maluku Utara, Gorontalo, serta sejumlah area di Sulawesi Utara. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami dengan status Waspada/Siaga untuk area-area tersebut.
Dalam upaya mitigasi, Budi Gunawan meminta Kementerian dan Lembaga terkait untuk menyusun langkah-langkah persiapan bersama pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta TNI/Polri dan Basarnas. Persiapan termasuk pendirian Posko Tanggap Darurat di provinsi yang berisiko tsunami.
Budi melanjutkan dengan instruksi spesifik, antara lain meningkatkan kewaspadaan di lapangan, menyiapkan personel untuk evakuasi, serta menjaga keamanan di jalur evakuasi dan fasilitas vital di pesisir. Tim SAR maritim dan udara juga diminta untuk siap siaga di lokasi-lokasi yang berpotensi rawan. Selain itu, pengumuman peringatan resmi harus dilakukan, dan aktivitas di pantai serta pelabuhan harus diminimalisir untuk menjaga keselamatan masyarakat.