Mengungkap Potensi dan Tantangan Desa Wisata yang Terjalin

Herbberger.com – Pandemi telah menciptakan perubahan signifikan dalam industri pariwisata, terutama dalam cara orang berlibur. Kini, wisatawan lebih merindukan pengalaman autentik yang dekat dengan alam dan masyarakat, sehingga desa wisata semakin menjadi pilihan utama. Sebelumnya, pariwisata massal mendominasi, namun saat ini, orang lebih memilih pengalaman yang personal dan unik, seperti tinggal bersama penduduk lokal dan terlibat dalam tradisi.

Berdasarkan data dari UN Tourism, keberhasilan desa-desa wisata dalam program Best Tourism Villages 2024 menunjukkan potensi pariwisata sebagai alat pemberdayaan masyarakat dan pelestarian budaya. Walaupun demikian, Kementerian Pariwisata mencatat bahwa banyak desa wisata menghadapi tantangan serius, termasuk perubahan selera wisatawan yang cepat dan tata kelola yang kompleks.

Desa-desa wisata yang tidak mampu beradaptasi berisiko ditinggalkan oleh pengunjung. Untuk mengatasi hal ini, program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dicanangkan untuk mendorong inovasi. Beberapa desa yang berpartisipasi dalam program ini mengalami peningkatan kunjungan hingga 80% dan peningkatan pendapatan lebih dari 50%. Hal ini menggambarkan pentingnya evolusi dalam penawaran desa untuk menarik minat wisatawan.

Selain itu, kerumitan dalam tata kelola menjadi hambatan baru. Dengan lebih dari 6.000 desa wisata di Indonesia, perhatian yang rendah terhadap fasilitasi dan kolaborasi antar lembaga berpotensi menghambat perkembangan. Sinergi antara kepala desa, BUMDes, dan Pokdarwis sangat penting untuk mencapai tujuan bersama dalam pengembangan desa wisata.

Untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar, diperlukan langkah konkret, seperti pelatihan lokal, regulasi yang jelas, dan kolaborasi antar lembaga. Dengan strategi yang tepat, desa wisata di Indonesia bisa menjadi kekuatan pendorong dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan adil.