17 Juni 2025 – Sebanyak 330 titik panas terdeteksi selama 24 jam terakhir oleh satelit pemantau kebakaran. Angka ini secara signifikan menunjukkan bahwa potensi karhutla meningkat di berbagai wilayah di Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian besar titik panas tersebut tersebar di Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Jumlah ini menunjukkan tren peningkatan dibandingkan beberapa minggu sebelumnya yang relatif lebih rendah.
Kepala Bidang Pencegahan Kebakaran Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Aditya Nugroho, menyatakan, “Kita belum dalam situasi kritis, namun peningkatan ini harus menjadi perhatian semua pihak agar dapat segera melakukan tindakan pencegahan dan mitigasi dini.”
Sementara itu, pemerintah daerah di wilayah-wilayah rawan kebakaran mulai memperkuat koordinasi. Patroli rutin dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya pembukaan lahan dengan cara membakar semakin intensif dilakukan.
Kendati titik panas tidak otomatis menjadi kebakaran, situasi ini mengingatkan kembali pada karhutla tahun-tahun sebelumnya yang menyebabkan kerugian ekonomi dan kesehatan yang signifikan. Pemerintah terus mengimbau masyarakat agar waspada dan segera melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan yang berpotensi memicu kebakaran.
Masyarakat juga diminta untuk selalu berhati-hati, terutama dalam mengelola lahan pertanian. Upaya kolaboratif pemerintah, swasta, dan masyarakat diharapkan dapat menekan angka kebakaran yang berpotensi terjadi.