Surplus Perdagangan Mei 2025 Tercapai US$4,9 Miliar

Jakarta, 18 Juni 2025 – Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$4,9 miliar di bulan Mei 2025, angka tertinggi sejak Februari 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan data sementara ini menunjukkan ekspor mencapai US$25,3 miliar dan impor sebesar US$20,4 miliar.

Lonjakan surplus disebabkan oleh meningkatnya ekspor produk agrikultur dan manufaktur, yang menutup defisit sektor pertambangan. Menurut Sri Mulyani, “ekspor agrikultur dan manufaktur mendominasi, meskipun ekspor produk tambang mengalami penurunan”.

Surplus ini merupakan yang tertinggi dalam dua tahun terakhir, mengalahkan surplus tipis April 2025 sebesar US$160 juta. Namun, Sri Mulyani menekankan kenaikan ini masih rawan terhadap gejolak global seperti perang dagang dan perlambatan ekonomi dunia.

Di sisi fiskal, APBN hingga Mei 2025 mengalami defisit Rp 21 triliun (setara 0,09% PDB), dengan penerimaan negara sebesar Rp 995,3 triliun dan belanja mencapai Rp 1.016,3 triliun. Pendapatan pajak menurun dibanding 2024, mencerminkan tekanan global dan domestik pada penerimaan negara.

Analisis menunjukkan surplus perdagangan ini positif bagi ketahanan ekonomi, namun efek defisit APBN dan volatilitas ekspor tambang perlu dijaga ketat. “Kami terus memantau perkembangan, agar surplus ini berkelanjutan dan fiskal tetap terkendali,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers.

Baca Juga  Kementan dan Bulog Periksa Enam Produsen Terkait Beras Oplosan