Jackiecilley.com – Konflik mematikan di perbatasan Thailand dan Kamboja telah memaksa lebih dari setengah juta orang mengungsi ke tempat yang aman. Menurut Kementerian Pertahanan Thailand, lebih dari 400.000 pengungsi telah dievakuasi ke lokasi penampungan, sementara lebih dari 700 sekolah ditutup sebagai dampak dari bentrokan yang terus berlanjut. Juru bicara kementerian, Surasant Kongsiri, menyatakan bahwa meskipun Thailand berkomitmen untuk mendukung perdamaian, keamanan warga negara tetap menjadi prioritas utama.
Kejadian tersebut, yang dimulai pada 8 Desember, telah mengakibatkan sembilan warga sipil di Kamboja dan enam tentara Thailand tewas. Selain itu, pasukan militer Thailand menggunakan jet F-16 untuk menyerang posisi yang diduga milik Kamboja, dalam respon terhadap penggunaan senjata berat oleh pasukan Kamboja. Lebih dari 127.000 orang juga telah melarikan diri di sisi perbatasan Kamboja, di mana laporan menyebutkan 46 orang terluka.
Bentrokan ini merupakan yang terbaru dalam sejarah panjang sengketa perbatasan antara kedua negara. Jakarta juga melaporkan bahwa Kamboja berencana menarik atlet dari SEA Games yang akan diadakan di Thailand pada 2025, menyusul kekhawatiran akan keselamatan. Sebagai tambahan, pihak Kamboja berencana mengumpulkan bukti untuk kemungkinan kasus di Mahkamah Pidana Internasional terkait agresi yang mereka klaim dilakukan oleh Thailand.
Dalam situasi ini, Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, menekankan bahwa tidak ada rencana untuk gencatan senjata. Kedua negara saling menyalahkan mengenai penyebab bentrokan ini, melanggar kesepakatan damai yang ditandatangani beberapa bulan lalu di hadapan pemimpin dunia. Sementara itu, AS menyarankan kedua pihak untuk berdialog guna menyelesaikan konflik yang telah menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan hidup dalam ketidakpastian.