Herbberger.com – Presiden Prabowo Subianto telah memberikan perintah kepada Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, untuk meninjau kekuatan dan struktur bangunan di pondok-pondok pesantren. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap insiden ambruknya mushalla di Pondok Pesantren Al Khoziny yang terjadi pada Senin, 29 September. Dalam peristiwa itu, ratusan santri terjebak di bawah puing-puing bangunan saat melaksanakan shalat berjamaah.
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menjelaskan bahwa perintah tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam rapat tertutup di kediaman resminya di Jakarta pada Minggu malam, 5 Oktober. Presiden menekankan pentingnya memastikan keselamatan bangunan, serta menyerukan kepada pemilik pondok pesantren untuk memperhatikan proses renovasi.
Insiden di Ponpes Al Khoziny telah menarik perhatian khusus dari Presiden Prabowo. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa presiden terus memantau situasi dan memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh bangunan pesantren dalam hal keamanan dan keselamatan. Evaluasi tersebut diharapkan segera dilakukan untuk memastikan bangunan di pesantren aman bagi santri.
Hingga 5 Oktober, jumlah korban meninggal akibat ambruknya mushalla mencapai 36 orang, dengan 27 santri masih terjebak di bawah puing. Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) yang terdiri dari lebih dari 400 personel tengah menjalankan evakuasi, meski menghadapi tantangan berupa puing-puing besar yang berpotensi ambruk lagi.
Sementara itu, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melaporkan bahwa jumlah korban selamat telah meningkat menjadi 104 orang setelah satu santri yang sebelumnya hilang ditemukan dalam keadaan selamat. Pemerintah berkomitmen untuk menanggapi insiden ini dengan serius agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.