Jackiecilley.com – Perdana Menteri (PM) sementara Thailand, Anutin Charnvirakul, dan PM Kamboja, Hun Manet, telah mengonfirmasi bahwa mereka telah berdiskusi melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Jumat, 12 Desember, mengenai konflik perbatasan antara kedua negara. Dalam ungkapan di media sosial, Trump menyatakan bahwa kedua pemimpin telah menyetujui gencatan senjata yang mulai berlaku pada malam tersebut.
Anutin mengungkapkan bahwa dalam perbincangan tersebut, dia menjelaskan kepada Trump bahwa Kamboja telah melanggar kesepakatan perdamaian dengan tidak menarik pasukan dari wilayah perbatasan, yang menyebabkan korban jiwa dan kerugian materi di pihak Thailand. Ia menekankan pentingnya langkah-langkah untuk melindungi warga negara Thailand, termasuk tindakan balasan yang diambil untuk menjaga keamanan.
Hun Manet, dalam kesempatan terpisah, menyampaikan bahwa Kamboja berkomitmen terhadap solusi damai untuk menyelesaikan sengketa ini, sesuai dengan Deklarasi Bersama Kuala Lumpur. Ia juga mengusulkan agar militer dari Amerika Serikat dan Malaysia dapat menggunakan data yang tersedia, seperti citra satelit, untuk menentukan pihak mana yang memulai agresi.
Menyusul serangkaian bentrokan bersenjata pada bulan Juli lalu, ketegangan kembali meningkat pada 7 Desember, di mana saling tuduh terjadi antara kedua negara. Insiden tersebut mengakibatkan 10 warga sipil Kamboja dan 11 tentara Thailand tewas, serta ratusan ribu warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Sebelumnya, gencatan senjata telah disepakati pada Agustus dan deklarasi perdamaian ditandatangani pada Oktober dalam pertemuan di Kuala Lumpur.
Pihak-pihak terkait diharapkan dapat mematuhi kesepakatan yang ada agar situasi dapat kembali stabil dan damai.