Musim Kemarau Hujan Tinggi, BMKG Jelaskan Penyebabnya

07 Juli 2025 – Fenomena musim kemarau hujan masih berlangsung di sejumlah daerah Indonesia. Meski sudah memasuki bulan Juli, intensitas hujan tinggi tetap terjadi, bahkan melebihi curah hujan rata-rata. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa kondisi ini disebabkan gangguan cuaca ekstrem akibat pola iklim global dan anomali suhu permukaan laut.

BMKG menyebut fenomena yang dikenal sebagai kemarau basah ini dipengaruhi oleh meningkatnya kelembapan atmosfer serta suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya. Kondisi ini semakin diperparah oleh melemahnya monsun Australia dan aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang Kelvin dan Rossby yang meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.

Fenomena kemarau basah membawa dampak positif sekaligus negatif. Sektor pertanian mendapatkan manfaat berupa pasokan air cukup di musim kemarau, namun juga menghadapi risiko serangan hama dan penyakit tanaman yang meningkat karena kondisi lembap. Sementara itu, infrastruktur di berbagai daerah, seperti sistem drainase perkotaan, waduk, dan sungai, perlu diwaspadai karena berisiko mengalami beban berlebih akibat intensitas hujan tinggi.

BMKG mengimbau masyarakat, khususnya di wilayah rawan banjir dan longsor, agar terus meningkatkan kesiapsiagaan dan rutin mengikuti informasi cuaca terbaru. Pemerintah daerah juga diminta mempercepat penyesuaian infrastruktur dan mitigasi bencana untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem ini hingga Agustus 2025 mendatang.

Baca Juga  BULOG Pastikan Harga Eceran Tertinggi Beras Tak Naik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *