Jackiecilley.com – Akademisi dan tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU), Prof Nadirsyah Hosen, yang kini menetap di Australia, baru-baru ini melontarkan pendapatnya mengenai dinamika internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang telah menjadi sorotan publik. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan, dia menekankan dukungannya terhadap kepemimpinan Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam, meskipun situasi tersebut diselimuti perdebatan mengenai prosedur dan manuver beberapa aktivis organisasi.
Nadirsyah, yang lebih akrab disapa Gus Nadir, menegaskan bahwa NU secara historis merupakan jam’iyyah ulama. Pendapatnya menyoroti pentingnya agar arah dan marwah organisasi tetap dipegang oleh Syuriah yang dipimpin oleh Rais Aam. Ia mengingatkan bahwa NU tidak seharusnya bertransformasi menjadi organisasi teknokratis yang hanya dipengaruhi oleh perdebatan mengenai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) semata.
“NU ini kan Nahdlatul Ulama, bukan Nahdlatul prosedur AD/ART,” ungkapnya dengan tegas. Pernyataan ini mencerminkan keprihatinannya terhadap pergeseran nilai-nilai dan tujuan utama organisasi.
Dinamika ini muncul di tengah keresahan anggota NU tentang pengelolaan dan arah organisasi yang seharusnya tetap berfokus pada prinsip-prinsip keagamaan dan ulama. Dengan adanya pandangan ini, Gus Nadir berusaha mendorong kembali fokus PBNU ke nilai-nilai asalnya. Apa yang disampaikan Gus Nadir memicu perdebatan lebih lanjut tentang masa depan NU dan bagaimana seharusnya organisasi ini beradaptasi tanpa kehilangan esensinya sebagai jam’iyyah ulama.