Herbberger.com – Insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta menjadi sebuah alarm penting bagi pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan nasional. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa kejadian tersebut harus menjadi perhatian serius untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.
Mu’ti mengungkapkan, kementeriannya akan melakukan sejumlah pembenahan dengan merancang Peraturan Menteri tentang sekolah aman. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari berbagai tindakan kekerasan serta risiko lainnya. “Pengalaman ini memberikan motivasi untuk memperkuat pendekatan pendidikan yang lebih humanis dan komprehensif,” jelas Mu’ti di Jakarta pada hari Minggu.
Salah satu langkah yang diambil adalah melibatkan semua pihak di sekolah melalui rencana pembentukan duta anti kekerasan yang akan dilatih secara menyeluruh. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan tindakan preventif terhadap potensi kekerasan di lingkungan sekolah.
Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat peran guru dalam bidang bimbingan konseling. Semua guru, baik yang secara khusus menangani bimbingan maupun yang tidak, diharapkan dapat berperan aktif dalam memberikan pendampingan kepada siswa, sesuai dengan amanat undang-undang. Mu’ti menekankan bahwa tanggung jawab mendampingi siswa adalah salah satu dari lima tugas utama guru, dan waktu mengajar akan dikonversi menjadi waktu pendampingan.
Ia mencatat, banyak kasus perundungan di sekolah terkait dengan masalah komunikasi antara sekolah dan orang tua. Dengan memperkuat jalinan komunikasi ini, harapannya, potensi perundungan dapat diminimalkan. Saat ini, kasus perundungan di sekolah masih dalam angka yang tinggi, dan melalui pendekatan yang berfokus pada hubungan yang lebih baik, kementerian berharap menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan mendukung bagi siswa.