BRIN Ungkap Jelas Dampak Fenomena Solstis 21 Juni

21 Juni 2025 – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan bahwa fenomena solstis 21 juni memberikan dampak yang signifikan terhadap pola cuaca dan fenomena alam, termasuk di wilayah Indonesia. Solstis musim panas terjadi ketika Matahari mencapai titik tertinggi di belahan Bumi utara, menyebabkan waktu siang menjadi lebih panjang dibandingkan waktu malam.

Menurut Kepala Penelitian Astronomi BRIN, Dr. Aditya Pratama, fenomena ini memang tidak langsung berdampak ekstrem di Indonesia, tetapi dapat memicu pergeseran pola angin monsun yang mempengaruhi intensitas hujan dan suhu.

“Meskipun fenomena solstis 21 juni lebih terasa langsung di belahan Bumi Utara, wilayah Indonesia akan mengalami perubahan pola angin monsun. Dampak ini bisa mengakibatkan perubahan intensitas hujan dan kenaikan suhu udara yang cenderung sedikit lebih panas dari biasanya,” ujar Dr. Aditya.

Lebih lanjut, Aditya mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem akibat pergeseran tersebut, seperti angin kencang atau curah hujan yang tidak menentu di beberapa wilayah.

Secara umum, solstis musim panas juga sering dihubungkan dengan berbagai aktivitas budaya di sejumlah negara, tetapi di Indonesia efeknya lebih terasa dalam konteks klimatologi.

BRIN menyarankan agar masyarakat mengikuti perkembangan informasi cuaca secara berkala melalui saluran resmi BMKG agar bisa mengantisipasi dampak yang mungkin timbul dari fenomena solstis ini.

Baca Juga  Mercedes-AMG GT XX: Mobil Listrik Eropa dengan Jarak Tempuh Terpanjang