Zelensky Klaim Rusia Tidak Ingin Perdamaian Setelah Serangan Besar

Jackiecilley.com – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan bahwa Rusia tidak menunjukkan niat untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun. Pernyataan ini disampaikan setelah serangan besar-besaran oleh Moskow ke ibu kota Ukraina, Kyiv, yang terjadi pada 27 Desember 2025. Serangan tersebut berlangsung selama hampir 10 jam dengan menggunakan drone dan rudal, menewaskan satu warga sipil dan melukai puluhan lainnya.

Zelensky melaporkan sekitar 500 drone dan 40 rudal menghantam Kyiv dan daerah sekitarnya, yang menyebabkan pemadaman listrik bagi ratusan ribu orang di tengah suhu musim dingin yang ekstrem. Ia menegaskan bahwa intensitas serangan tersebut bertentangan dengan upaya diplomasi yang dilakukan oleh Rusia. “Perwakilan Rusia terlibat dalam pembicaraan panjang, tetapi kenyataannya, yang berbicara adalah rudal dan drone,” ujarnya.

Sementara itu, pemerintah Ukraina mencatat bahwa area sipil, termasuk apartemen dan pompa bensin, menjadi target serangan. Perdana Menteri Ukraina, Yulia Svyrydenko, mencatat bahwa sekitar 600 ribu pelanggan terpengaruh oleh pemadaman listrik akibat serangan ini. Di sisi lain, militer Rusia mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur energi Ukraina dan fasilitas yang diduga memiliki kegunaan militer.

Serangan ini datang menjelang pertemuan Zelensky dengan Presiden AS, Donald Trump, pada 28 Desember, di Florida, di mana agenda utama adalah membahas proposal perdamaian untuk mengakhiri konflik. Proposal terbaru Ukraina mencakup 20 poin yang membuka kemungkinan pembekuan garis depan pertempuran dan penarikan pasukan dari wilayah timur.

Sebagai respons, Polandia meningkatkan kesiagaan sistem pertahanan udara dan mengerahkan jet tempur, sementara dua bandara di dekat perbatasan Ukraina sempat menghentikan penerbangan.