VinFast dan Strategi Ekosistemnya Ubah Pasar EV Indonesia

[original_title]

Herbberger.com – VinFast, produsen kendaraan listrik asal Vietnam, diprediksi akan menjadi “kuda hitam” di pasar mobil listrik Indonesia pada 2026. Perusahaan ini tidak ikut dalam perang harga yang saat ini dipimpin oleh berbagai merek asal China. Sebaliknya, VinFast menerapkan strategi yang lebih kompleks melalui dua pendekatan utama, yakni Total Cost of Ownership (TCO) dan membangun kepercayaan konsumen.

Di pasar yang tengah mengalami “demam emas” kendaraan listrik ini, klien dihadapkan pada beragam model baru yang banyak diluncurkan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di balik harga murah, terdapat masalah kepercayaan terkait komitmen dari banyak merek baru, yang tidak menunjukkan rencana jangka panjang untuk pembangunan pabrik atau jaringan layanan. Hal ini menciptakan celah kepercayaan, di mana konsumen kini lebih sadar bahwa TCO adalah metrik penting dibandingkan hanya harga awal.

VinFast mengembangkan strateginya melalui enam pilar utama, termasuk portofolio produk yang lengkap, dukungan dari Vingroup, serta pabrik di Subang. Dengan investasi awal USD 200 juta, pabrik ini memiliki kapasitas produksi 50.000 unit per tahun. CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, menegaskan bahwa model VF3 akan menjadi awal dari peluncuran produk lainnya.

Sebagai bagian dari ekosistem terintegrasi, armada taksi Xanh SM menjadi katalis bagi peningkatan permintaan. Melalui pendekatan ini, VinFast berharap dapat merebut pangsa pasar sambil membangun kepercayaan dan memperkuat posisi di industri kendaraan listrik Indonesia dalam waktu dekat.

Baca Juga  Inter Milan Gulingkan Cremonese Dengan Skor 4-1 Tanpa Amis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *