Herbberger.com – PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) berkomitmen untuk menjaga transparansi dan ketertelusuran seluruh rantai pasokan hingga tingkat kebun, baik yang dikelola petani swadaya maupun asosiasi. Dalam pernyataannya, Presiden Direktur Astra Agro, Djap Tet Fa, menjelaskan bahwa fokus perusahaan tidak hanya pada peningkatan hasil produksi, tetapi juga pada efisiensi, inovasi, dan keberlanjutan jangka panjang.
Menanggapi tantangan tersebut, Astra Agro mengadopsi digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan menjaga ekosistem lingkungan. Salah satu inisiatif utama yang diluncurkan adalah Plantation Information Management System (PIMS), sebuah sistem manajemen kebun berbasis data yang mendukung operasional secara terintegrasi dan akurat. Sistem ini mencakup seluruh kegiatan dari perkebunan, transportasi hasil panen, hingga pabrik pengolahan minyak sawit mentah (CPO).
Selain PIMS, perusahaan juga mengembangkan Astra Agro Mandiri Data Analytics (AMANDA) dan Digital Integrated Data Application (DINDA). Kedua sistem ini memungkinkan analisis produktivitas harian dan deteksi dini anomali operasional. Untuk meningkatkan pemantauan, teknologi drone dan pemetaan berbasis citra satelit diterapkan, guna memantau kondisi tanaman dan melakukan pemeliharaan dengan lebih efisien.
Astra Agro juga meluncurkan aplikasi SISKA 2.0, yang mempermudah transaksi tandan buah segar (TBS) dan meningkatkan transparansi. Djap Tet Fa menekankan pentingnya memastikan setiap hektar lahan dikelola secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan sosial dan lingkungan.
Direktur Astra Agro Lestari, Bandung Sahari, menambahkan bahwa perusahaan bertekad untuk mencapai 100 persen ketertelusuran TBS dari semua kategori pemasok hingga akhir 2024, memastikan seluruh sumber pasokan berasal dari sumber yang bertanggung jawab. Pendekatan kolaboratif diharapkan mampu menciptakan rantai pasok sawit yang transparan dan bertanggung jawab.