Herbberger.com – PT Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh informasi negatif seputar campuran etanol pada bahan bakar minyak (BBM). Taufik Kurniawan, Area Manager Communication, Relation dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah dan DIY, menjelaskan bahwa etanol sudah digunakan di berbagai negara seperti Brasil, Amerika Serikat, dan Uni Eropa guna mengurangi emisi gas buang dan menjaga lingkungan.
Etanol merupakan hasil fermentasi dari bahan baku nabati, seperti tebu, jagung, atau singkong, yang diolah menjadi molase untuk campuran BBM. Di Pertamax Green, kadar etanol mencapai 5 persen, sedangkan pada produk BBM lain, tingkatnya lebih rendah. Kurniawan menambahkan bahwa pembakaran yang dihasilkan dari campuran etanol lebih bersih, dan sifatnya tidak merusak logam dan karet.
Meskipun terdapat isu negatif tentang etanol, penjualan Pertamax Green di Jateng mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini, terdapat 14 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menyediakan Pertamax Green, dengan penjualan mencapai 348 kiloliter, melampaui target hingga 228 persen untuk tahun 2025. Dengan ambisi awal hanya delapan outlet, tingginya antusiasme mendorong pertimbangan untuk menambah outlet dan volume penjualan.
SPBU di Jateng telah tersebar di beberapa daerah, termasuk empat outlet di Semarang dan satu di masing-masing Kendal, Batang, dan Tegal, serta satu outlet di rest area tol di Brebes. Total penjualan di area Semarang, Kendal, dan Batang mencapai 248 kiloliter, dengan rata-rata penjualan harian di Semarang berkisar 7.000 hingga 8.000 liter.