Herbberger.com – Utang negara Indonesia mencapai Rp1.300 triliun, memberikan risiko gagal bayar (default) yang semakin mengkhawatirkan. Hal ini diungkapkan oleh Anggota Komisi XI DPR Harris Turino dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta pada Rabu (10/9). Harris menegaskan pentingnya menjamin kemampuan pembayaran utang agar tidak terjadi default, serta mempertanyakan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5,4% dalam RAPBN 2026.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya optimistis mencapai pertumbuhan ekonomi antara 6% hingga 7%. Namun, perubahan target tersebut dinilai dapat berdampak pada kebijakan utang dan fiskal. Anggota Komisi XI lainnya, Melchias Marcus Mekeng, menyoroti beban bunga utang yang hampir mencapai Rp600 triliun per tahun. Ia menandaskan perlunya penekanan pada beban utang untuk mencegah tekanan terhadap ruang fiskal dan pertumbuhan ekonomi.
Kamrussamad dari Fraksi Gerindra juga menegaskan bahwa postur APBN terbebani utang jatuh tempo yang besar setiap tahunnya. Ia mendorong Purbaya untuk menyusun strategi pengurangan dan penyelesaian utang jangka menengah serta panjang agar publik dapat memahami arah kebijakan pemerintah serta berpartisipasi dalam pengontrolan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menjawab kekhawatiran tersebut, Menteri Purbaya menyatakan komitmen untuk mengendalikan utang dalam batas yang aman serta memperkuat kolaborasi dalam kebijakan fiskal dan moneter. Dia optimis jika pengelolaan APBN dilakukan dengan baik, maka kestabilan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja akan terjaga, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.