Site icon herbberger.com

Soeharto Diberikan Gelar Pahlawan, Dorong Rekonsiliasi Nasional

[original_title]

Herbberger.com – Pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto dianggap sebagai momentum rekonsiliasi, bukan sebagai sarana untuk menyimpan dendam masa lalu. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Nusantara Parameter Indeks (NPI), Murmahudi, pada Minggu (9/11/2025) di Jakarta. Menurutnya, jika setiap luka sejarah dipertahankan, maka generasi mendatang hanya akan melihat sejarah sebagai deretan duka, bukannya pelajaran.

Murmahudi menegaskan bahwa jasa Soeharto dalam memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade tidak bisa diabaikan, meski terdapat catatan kelam dalam politik. Dia menyatakan bahwa selama masa kepemimpinannya, Soeharto berhasil membangun infrastruktur dan stabilitas ekonomi di Indonesia. “Tidak semua aspek sejarah itu positif, tapi tidak semua yang negatif harus diabaikan,” ujarnya.

Dalam pandangannya, jika setiap kelompok di Indonesia membiarkan dendam politik mengontrol pandangan mereka, hal itu bisa berakibat fatal bagi persatuan bangsa. Ia mengingatkan bahwa jika negara ini terus disekap oleh perasaan luka, generasi penerus akan belajar politik dari kebencian dan bukan dari ide-ide konstruktif. Murmahudi menegaskan pentingnya menghindari sikap feodal seperti yang pernah dilawan dalam sejarah.

Melihat situasi ini, gelar pahlawan untuk Soeharto bisa menjadi peluang untuk mendorong rekonsiliasi antarwarga negara. Dengan menghargai jasa yang telah diberikan, harapannya adalah masyarakat dapat membangun masa depan yang lebih baik tanpa dibebani oleh masa lalu yang kelam. Pemberian gelar ini diharapkan tidak hanya diartikan sebagai pengakuan kepada individu, tetapi juga sebagai langkah menuju persatuan dan perdamaian di Indonesia.

Exit mobile version