Site icon herbberger.com

Potensi Kredit Karbon RI Capai 13,4 Miliar Ton CO2

[original_title]

Herbberger.com – Potensi total kredit karbon Indonesia dapat mencapai 13,4 miliar ton setara karbon dioksida (CO2) hingga tahun 2050, menurut Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Nilai ekonomi dari potensi ini diperkirakan bisa mencapai antara Rp41,7 triliun hingga Rp127,98 triliun per tahun, tergantung pada harga karbon di pasar global.

Raja Juli menjelaskan, jika kredit karbon diperdagangkan seharga 5 dolar AS per ton, maka nilai ekonomi yang dihasilkan bisa mencapai Rp41,7 triliun per tahun. Namun, jika harga mencapai 15 dolar AS per ton, nilainya dapat melonjak menjadi Rp127,98 triliun. Penegasan tersebut disampaikan di Jakarta pada hari Jumat.

Belum lama ini, Presiden Prabowo Subianto menandatangani Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2025 yang mengatur penyelenggaraan instrumen nilai ekonomi karbon dan pengendalian emisi gas rumah kaca. Kebijakan ini menjadi dasar pengelolaan ekonomi karbon di Indonesia, guna memenuhi komitmen iklim global.

Sejak Bursa Karbon Indonesia diluncurkan pada 26 September 2023, kondisi pasar karbon terpantau lesu. Oleh karena itu, Menteri Kehutanan berupaya menyempurnakan regulasi agar pasar karbon dapat berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat. Salah satu contoh, program reforestasi seluas 12 juta hektare diharapkan dapat mendukung pengembangan kredit karbon.

Menjelang konferensi perubahan iklim COP30 di Brasil pada 6-7 November 2025, Raja Juli akan mewakili Indonesia untuk menyampaikan komitmen terhadap isu perubahan iklim global. Sebelum itu, ia akan berpartisipasi dalam pertemuan internasional terkait pelestarian keanekaragaman hayati di Rio de Janeiro. Dalam kunjungannya, petunjuk akan ditandatangani dengan Integrity Council for Voluntary Carbon Market (ICVCM) guna meningkatkan integritas pasar karbon Indonesia.

Exit mobile version