Herbberger.com – Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengambil keputusan untuk mengakhiri kontrak pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, sebelum masa dua tahun yang disepakati. Penutupan kontrak ini dilakukan setelah Kluivert dianggap gagal memenuhi target membawa Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2026. Dua kekalahan melawan tim tuan rumah Arab Saudi dan Irak menjadi penyebab utama keputusan ini.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengucapkan terima kasih atas kontribusi Kluivert, meskipun pelatih tersebut tidak kembali ke Indonesia setelah kegagalan di Jeddah. Namun, keputusan untuk mengakhiri kontrak tanpa pertanggungjawaban yang jelas atas kegagalan tersebut menimbulkan pertanyaan. PSSI diharapkan dapat mengambil pelajaran dari situasi ini untuk menghindari kesalahan serupa di masa mendatang.
Pengakhiran kontrak Kluivert menimbulkan kebingungan mengenai tanggung jawab biaya. Sebelumnya, PSSI juga harus mengeluarkan dana kompensasi yang besar ketika memutus kontrak dengan pelatih Shin Tae-yong. Pengelolaan anggaran PSSI menjadi sorotan karena melibatkan dana publik, termasuk anggaran negara.
Dari perspektif akuntabilitas, penting bagi PSSI untuk menjelaskan penggunaan anggaran yang dihasilkan dari penjualan tiket dan sponsor. Penelitian lebih mendalam mengenai biaya yang ditanggung untuk naturalisasi pemain dan pengelolaan sumber daya juga perlu dilakukan. Kegagalan timnas dalam meraih sukses di pentas dunia mengisyaratkan perlunya proses pengembangan yang lebih terencana.
Dengan kegagalan ini, semua pihak diharapkan dapat belajar untuk memperbaiki jalan menuju prestasi. Proses menuju kesuksesan di dunia sepak bola tidak dapat diabaikan, dan penting untuk tidak terburu-buru mencari hasil instan. Melalui evaluasi yang mendalam, PSSI diharapkan mampu membangun tim yang kuat dan berkelanjutan di masa depan.