18 Juni 2025 – Kasus perundungan sekolah kembali menjadi sorotan nasional setelah Kementerian Pendidikan mencatat adanya lonjakan laporan selama semester pertama tahun ini. Fenomena ini mengindikasikan perlunya evaluasi mendalam terhadap sistem pendidikan nasional agar menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi siswa.
Data terbaru menunjukkan peningkatan sekitar 25% kasus perundungan sekolah dibandingkan tahun sebelumnya, yang tersebar merata di berbagai wilayah di Indonesia. Bentuk perundungan yang paling sering dilaporkan meliputi intimidasi verbal, kekerasan fisik, hingga perundungan di media sosial.
Psikolog pendidikan, Dr. Anita Suryani, menegaskan bahwa fenomena ini berdampak serius terhadap psikologis siswa. “Kasus perundungan sekolah bukan sekadar masalah kecil, ini berdampak panjang pada mental siswa hingga dewasa nanti,” jelasnya. Ia menyarankan perlunya peningkatan peran guru dan orang tua dalam pengawasan serta bimbingan.
Menanggapi situasi ini, Menteri Pendidikan berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait kebijakan pendidikan nasional. “Kami segera mengambil langkah strategis untuk memastikan bahwa sekolah benar-benar menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa,” ujar Menteri Pendidikan dalam pernyataan resminya.
Pemerintah juga berencana memperkuat edukasi mengenai dampak negatif perundungan sejak dini melalui kurikulum dan program bimbingan konseling yang lebih intensif.