Herbberger.com – Disney baru saja dijatuhi denda sebesar 10 juta dolar AS di Amerika Serikat akibat pelabelan video yang tidak sesuai untuk konten anak-anak di platform YouTube. Kasus ini mengundang perdebatan mengenai perlindungan data digital dan tanggung jawab platform dalam menjaga privasi pengguna di bawah umur.
Video dari berbagai serial Disney, seperti The Incredibles dan Frozen, diberi label “tidak untuk anak-anak”, padahal kontennya jelas ditujukan bagi anak-anak. Akibat pelabelan yang salah tersebut, YouTube tetap mengumpulkan data dari penonton anak-anak tanpa persetujuan orang tua. Data ini digunakan untuk menayangkan iklan, yang bertentangan dengan kebijakan perlindungan anak.
Sejak 2019, YouTube telah menerapkan aturan yang mewajibkan kreator untuk menandai konten mereka sebagai “untuk anak-anak” atau “tidak untuk anak-anak”, setelah Google sebelumnya dikenakan denda sebesar 170 juta dolar karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak (COPPA) tahun 1998. Video yang ditandai “untuk anak-anak” seharusnya tidak memiliki fitur komentar dan autoplay, namun video Disney tetap mempertahankan fitur tersebut.
Meskipun pada 2020 YouTube telah mengubah klasifikasi lebih dari 300 video Disney menjadi “untuk anak-anak”, Disney tetap mengunggah konten baru dengan label yang salah. Sebagai langkah penyelesaian, Disney setuju untuk membayar denda dan menerapkan program kepatuhan internal.
Komisi Perdagangan Federal (FTC) juga mendorong YouTube untuk segera menerapkan teknologi verifikasi usia, agar data anak tidak dapat dikumpulkan tanpa izin. Selain itu, firma hukum Rosen sedang menyelidiki kemungkinan gugatan class action terhadap Disney, yang dapat berakibat pada kompensasi bagi keluarga jika anak di bawah 13 tahun menyaksikan konten tersebut. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya melindungi privasi anak di era digital.